MEMPEROLEH PENGHASILAN SAMPINGAN



MEMPEROLEH PENGHASILAN SAMPINGAN
YG LEBIH BESAR DARI GAJI
Serial : Kecerdasan Finansial ; Artikel ke 10
Oleh : M. Sofwan Jauhari : Dosen STIU Dirosat Islamiyah Al-Hikmah

Memiliki penghasilan adalah salah satu sarana untuk mencapai hidup sejahtera, berkelimpahan, bahagia dunia dan akhirat. Memiliki penghasilan sendiri dan tidak mengandalkan pemberian dari orang lain adalah kewajiban bagi seorang muslim, hal ini adalah dikarenakan : mengharapkan pemberian dari orang lain, meminta-minta atau mengemis, menggantungkan hidup atau kehidupan kepada orang lain adalah perbuatan dosa dalam Islam, bahkan bisa menjerumuskan dalam kesyirikan. Oleh sebab itulah, sebagai muslim anda harus memiliki penghasilan, berapapun angkanya. 

Dan jika ada yang bertanya kepada saya, profesi apakah yang terbaik untuk mendapatkan penghasilan? maka jawaban saya adalah : Menjadi produsen atau pedagang. Produsen adalah setiap orang yang menghasilkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dan pedagang adalah orang yang berperan dalam distribusi produk. Inilah yang saya pahami dari dialog antara rasulullah saw dengan Rafi’ bin Khadij. Dan jika anda bertanya, bidang usaha apakah yang paling baik, maka jawaban saya adalah usaha dalam bidang agro atau pertanian. Mengapa? Karena zakat pertanian lebih banyak dari karyawan, zakat pertanian adalah 5% hingga 10%, sedangkan zakat maal karyawan pada umumnya adalah 2,5%. Dan orang yang paling kaya di sisi Allah swt ataupun yang paling afdzal dalam masalah harta adalah orang yang paling banyak sedekahnya. 

Hal ini bukan berarti bahwa menjadi karyawan atau pegawai adalah pekerjaan yang tidak baik dan terlarang. Akan tetapi saya berpendapat bahwa setiap orang muslim harus berusaha untuk terlibat dalam 2 pekerjaan ini. Siapapun kita, harus terlibat dalam proses produksi dan distribusi. Bayangkan jika setiap barang yang kita gunakan sehari-hari adalah hasil produksi orang-orang saleh serta paham dengan ajaran agamanya; yang akan kita dapati Insyaallah adalah bahwa makanan yang diproduksi dan dijual di pasaran adalah makanan halal, pakaian yang ada di pasar hanyalah pakaian yang sopan dan sesuai syariah islam, alat-alat elektronik yang diciptakan adalah yang memudahkan peribadatan bukan kemaksiatan, berita yang disuguhkan adalah berita yang menciptakan dan mendorong kebaikan bukan tentang pembunuhan dan kejahatan, gedung-gedung yang dibangun adalah sarana kebaikan bukan sekedar kemegahan, hiburan yang disuguhkan adalah kebaikan dan bukan sekedar kesenangan … dan sebagainya. 

Bagi seorang muslim, bekerja bukan sekedar mencari uang, mencari uang bukan hanya untuk menumpuk kekayaan. Bekerja sebagai adalah menjalankan ibadah dan kewajiban, mencari penghasilan atau kekayaan adalah untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Uang dan kekayaan bukan sarana untuk kesombongan, uang dan kekayaan adalah sarana untuk berjuang menegakkan kebenaran dan kebaikan. Karena itulah saya sering menjelaskan kepada mahasiswa saya agar kita harus menjadi orang kaya,agar kekayaan yang ada dimanfaatkan untuk kebaikan; dan jika anda menjadi karyawan, jangan bekerja untuk mencari uang (saja), karena itu kita semua harus bekerja sepenuh hati bukan sepenuh gaji. 

Apapun posisinya, kita harus terlibat dalam profesi sebagai produsen dan pedagang, tidak cukup hanya menjadi pegawai atau karyawan. Apakah keterlibatan kita dalam bidang produksi dan distribusi menjadi pekerjaan utama kita ataupun sampingan. Apakah keterlibatan kita dalam produksi dan distribusi menghasilkan uang gedean ataupun recehan, kita harus ikut ambil bagian, karena recehan itupun perlu bagi orang yang ingin menjadi kaya. Terlibat dalam bidang produksi atau distribusi adalah kewajiban, apapun bidangnya; mulai dari pertanian, produksi makanan, restoran / rumah makan, pakaian, elektronik, kendaraan, alat rumah tangga, property dan bangunan, hingga memproduksi buku atau alat-alat pendidikan dan sebagainya. 

Jika anda menjadi karyawan, maka anda harus memiliki pekerjaan sampingan yang diijinkan dan memungkinkan. saya pribadi, pekerjaan utama saya adalah dosen sekaligus terlibat dalam manajemen pendidikan di kampus tersebut, namun saat ini saya juga memiliki beberapa sumber penghasilan sampingan, dan Alhamdulillah penghasilan sampingan saya memang jauh lebih besar dari penghasilan utama saya sebagai dosen.. (tapi jangan tanya berapa ya..itu rahasia perusahaan.. hehe..).

Ada beberapa pekerjaan sampingan yang bisa anda lakukan dalam mencari penghasilan tambahan, yang membuat anda terlibat dalam bidang produksi dan distribusi. (baca artikel saya yang berjudul : Tiga kecerdasan Finansial). Dalam artikel ini saya ingin menjelaskan satu contoh tentang penghasilan sampingan dalam bidang pertanian : 

Bercocok tanam, hal ini bisa anda lakukan dengan memanfaatkan pekarangan rumah anda dengan tanaman produktif, seperti tanaman buah yang berbuah terus menerus tanpa musim. Misalnya adalah menanam pohon pepaya, sawo, jambu, cabe, tomat dan sayuran lain di pekarangan rumah anda. Apalagi jika anda menabung uang anda dengan cara membeli tanah kosong (bagian dari kecerdasan mengelola uang), lalu anda tanami dengan pohon produktif, anda petik buahnya,anda makan atau bagikan kepada orang lain, dan suatu saat nanti anda dapat menjual tanah tersebut setelah harganya naik, (baca artikel saya yang berjudul : Membeli Property) anda akan mendapat keuntungan kedua yang lebih besar. Dua keuntungan anda dapatkan sekaligus, pemasukan harian atau bulanan yang disebut cashflow, serta keuntungan di saat anda menjualnya atau yang disebut dengan capital gain. Kalau pun anda tidak memerlukan buahnya, maka anda bisa sedekahkan kepada orang lain. Bahkan seandainya anda tidak sempat mensedekahkan kepada orang lain, lalu buahnya dimakan oleh binatang, maka hal itu bukan berarti sia-sia, kita bisa mendapatkan pahalanya; rasulullah saw bersabda :
مسند أحمد مخرجا (21/ 88(
عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَغْرِسُ غَرْسًا، أَوْ يَزْرَعُ زَرْعًا، فَيَأْكُلُ مِنْهُ طَيْرٌ أَوْ إِنْسَانٌ أَوْ بَهِيمَةٌ، إِلَّا كَانَ لَهُ بِهِ صَدَقَةٌ»
Dari Anas ra berkata, rasulullah saw bersabda: Tidak ada seorang muslim yang menanam tanaman, kemudian dimakan oleh burung, manusia atau binatang ternak, kecuali hal itu menjadi sedekah baginya. HR Ahmad 

Saya sering merasa heran, Indonesia yang katanya “negara agraris” harus selalu mengimpor makanan dari negara lain. Mulai dari beras, kedelai, pisang, apel, jeruk, semangka, melon, apel dan lain sebagainya semua harus diimpor. Kalau saja setiap warga negara mau menanam pohon buah di pekarangan rumahnya, di tanah kosong yang mereka miliki, insyaallah negara ini akan memiliki ketahanan pangan yang cukup kuat dan dapat menghemat devisa karena berkurangnya impor makanan atau buah dari negara lain. Kesadaran hal ini harus kita mulai dari sekarang dan dari diri kita sendiri. Seperti yang sering didakwahkan oleh Ustadz Abdullah Gymnastiar (Aa gym), mulai dari yang terkecil, mulai dari diri anda sendiri, dan mulai sekarang. 

@ http://www.stiualhikmah.ac.id/index.php/kecerdasan-finansial/165-memperoleh-penghasilan-sampingan

No comments:

Post a Comment